SURAT UNTUKMU YANG BERANI DATANG KEMUDIAN PERGI

22 comments
Konten [Tampil]



Source : disini


Hai, tidak terasa sudah beberapa bulan kepergianmu. Meskipun sempat mendatangkan luka kala kau memutuskan untuk pergi dariku, tapi ternyata kepergianmu tidak menyebabkan air mataku jatuh berserakan. Mungkin awalnya memang terasa menyakitkan. Mungkin ada sedikit rasa kehilangan. Mungkin kala itu aku sudah terlihat rapuh selepas kepergianmu. Tetapi ternyata waktu berbicara lain hal. Aku tidak harus serta merta menangisi atas kepergianmu. Aku bahkan tak perlu menyesali ketika kepergianmu, karena aku tahu Tuhan mempunyai rencana yang lebih indah.

Tidak terasa waktu memang mengajarkanku banyak hal. Selepas kepergianmu aku memang belajar banyak hal. Mulai dari aku belajar tentang sebuah ikhlas. Ikhlas ketika harus kehilanganmu, ikhlas ketika akhirnya kepergianmu memang meninggalkan beberapa bekas luka yang mendalam. Luka yang aku bicarakan disini bukanlah luka ketika kau meninggalkanku. Hanya saja ini bicara tentang luka yang lain. Dan aku sudah mulai belajar memafkan. Ternyata memang tidak ada hal yang lebih baik selain memaafkan tanpa harus membalas kejahatan seseorang.

Pada akhirnya aku belajar mengikhlaskan dan memaafkanmu. Hanya saja aku tidak belajar untuk melupakan. Forgive but don’t forget. Meskipun ketika memaafkan seperangkat dengan melupakan. Tapi ini bicara lain hal. Hanya saja untuk melupakan luka-luka yang kau tinggalkan ini sulit, bahkan terlalu sangat sulit. Mungkin tak akan ada seorang pun yang bisa mengerti dengan apa yang ku alami seandainya ia tak pernah berada diposisiku seperti sekarang ini. Akan ku biarkan kau bahagia dengan meninggalkan banyak luka dimana-mana, tapi satu hal aku tidak akan pernah lupa. Dari sini aku pun belajar. Belajar untuk tidak mudah percaya dengan seseorang. Belajar untuk tidak dikhianati kesekian kalinya oleh siapapun.

Bahkan selepas kepergianmu-atau bahkan semenjak luka yang kau berikan terlalu dalam. Sehingga membuatku semakin tidak mengerti apa itu definisi C.I.N.T.A? Mengapa Seseorang lebih mudah mengatakan cinta, tapi pada akhirnya menyakiti? Apakah cinta selalu berakhir dengan pengkhianatan? Ternyata memang benar adanya, orang yang kamu cintai sekalipun akan mudah menyakitinya. Dari semua ini aku sadar. Ternyata tidak ada cinta yang lebih suci dari Allah kepada Umat-Nya. Ternyata cinta dunia ini hanyalah sebuah ketidaknyataan atau bahkan cinta yang memang terkadang layaknya debu. Ketika angin bertiup dengan kencangnya, debu itu seakan mudah terbawa angin.

Jika kamu temukan aku masih sendiri semenjak kepergianmu itu bukan masalah aku belum bisa melupakanmu. Bukan masalah aku tidak bisa menggantikan sosokmu dengan orang lain. Bukan juga masalah hati ini masih terpaut denganmu. Hanya saja aku butuh waktu untuk sendiri. Aku butuh waktu untuk mengembalikan sisa-sisa kepingan hati yang kau hempaskan begitu saja. Aku butuh waktu untuk menerima kenyataan ternyata tak selamanya yang terlihat indah akan berakhir dengan indah pula. Aku hanya butuh waktu untuk menyiapkan hatiku dengan hal-hal yang menyakitkan nantinya akan menerpaku. Memang untuk jatuh cinta kembali itu, aku harus menyiapkan hatiku sekokoh ketika sebelum akhirnya kau hempaskan seperti ini. Tapi layaknya sesuatu hal yang sudah hancur, susah untuk kembali.

Dari aku yang sudah terlalu jauh melupakanmu
FatimahAqila
Hi i am Fatimah | 5 September 1996 | Love the color blue, pink, and white | Love Elmo very much | Lets make friends with me ❤

Related Posts

22 comments

  1. luka pasti ada obatnya...
    kehilangan pasti ada gantinya,ambil positifnya saja ya... mungkin dia bukan yg terbaik
    sabar ya mbakk...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuahahha iya kak benar banget, pasti sabar kok :D

      Delete
  2. cara untuk melupakan adalah dengan tidak berusaha untuk mengingat dan tidak berusaha untuk melupakan. Karena semakin ingin atau semakin berusaha untuk melupakan, ingatan tersebut akan semakin muncul dengan jelas. Ini kata-katanya kebanyakan kata mungkin, mungkin masih ragu-ragu, atau mungkin masih memiliki ingatan tentang dirinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha, iya banyak kata mungkin ya. Tapi gak ragu2 kok hihiihi

      Delete
  3. yang pasti sedih ketika di tinggal kan orang yang kita cinta sekaligus kita sayang, tapi jika itu yang terbaik untuk kalian berdua ya sudahh ikhlaskan aja *backsound Cinta Terbaik

    ReplyDelete
  4. Melupakan bukan berarti harus apa-apa kepikiran dia lho, emang wajar kalau setelah berpisah lalu kepikiran. Mungkin caran untuk melupakan dengan sibuk dengan kegiatan lain atau benda dari dia jangan disimpan sebaiknya dibuang, takutnya pas ngeliat itu benda entar kepikiran terus sedih. Tapi semua itu tergantung dari niat, kalo sudah memutuskan untuk lupa walau sesulit apapun akhirnya bisa melupakannya.

    Salam kenal ya kak :)

    ReplyDelete
  5. ini tulisannya entah kenapa galau banget ya. jadi bikin sedih juga

    tapi dari pada sedih dan terus kepikiran belajar untuk ikhlas juga bagus kok. Sambil nyoba yakinkan hati untuk bisa nerima yang baru walau emng sulit.

    Satu hal yang aku tahu sih. Cinta itu mengikhlaskan kepergian. Karena setiap yang ketemu juga pasti bakal pisah. Yang nikah aja pasti pisah. tinggal diri aja nyoba untuk ikhlas

    ReplyDelete
  6. Melupakan tidak semudah membalikkan telapak tangan, bukan melupakan dan memaafkan sebenarnya tapi ikhlas, ikhlas mengajarkan kita banyak hal, dengan ikhlas pun niscaya akan di balas dengan hal yang lebih baik lagi. dari cerita masa lalu di ambil hikmahnya, apa sih kesalahan ku di masa lalu !! bisa di refleksikan lagi, di saring lagi biar kedepanya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi..

    ReplyDelete
  7. Memang benar, belajar untuk ikhlas mungkin yang terbaik. Akan ada seseorang yang jauh lebih baik lagi di kemudian hari.

    ReplyDelete
  8. Memang benar, belajar untuk ikhlas mungkin yang terbaik. Akan ada seseorang yang jauh lebih baik lagi di kemudian hari.

    ReplyDelete
  9. Hanya waktu yg paling efektif menyembuhkan luka hati. Sang waktu akan mengubah segala tangismu menjadi senyuman...

    ReplyDelete
  10. Hallo fatimah..... ke mana aja ni? Udah dot com aja ya...

    Semoga bisa kumpul lagi. Kangeran ceritamu yg syahdu itu lho... Oke, entah kenapa baru mampir udah disuguhin butiran debu yang terbawa angin gini. Emang, memiliki yg spesial sebelumnya bukanlah hal mudah untuk melupakan. Tapi, tetep aja kadang pas mau mikir apa gitu, sepintas kepikiran.

    Biarkan ia pergi tanpa sebab. Biarkan waktu mengoyak kebenaran, bahwa rasa tak pernah bohong. Kecap sedap... :D

    ReplyDelete
  11. hari ini udah 2 kali baca tulisan tentang kenangan masa lalu gini haha, btw cepet move on ya mbak. Masih ada cowok yang nunggu buat kamu tuh dimasa depan hehe

    ReplyDelete
  12. hal buruk terjadi tapi hidup berlanjut :)

    sedikit kaya puisi gitu ya waktu ak baca? apa emang ini puisi??

    ReplyDelete
  13. cpet move on, jangan kelamaan bapernya.. diluar sana masih banya cowok yg menunggu..
    termasuk gua *bercanda hahahha

    ReplyDelete
  14. move on ja jeeer fatimah ey
    biar kd dicap blogger gagal move on
    iya kah aditya regas ? hahahahahaha

    ReplyDelete
  15. Sialnya beapa km bawa2 nama aku gung, kalau pina kd main di film ku km ni.

    Yes ada yg typo...

    ReplyDelete
  16. Jadi, apa ini curahan hati yang kamu tuangkan melalui ribuan kata-kata puitis? Apa ini ungkapan patah hati yang mampu kamu buang di blog ini? Apa pun jawabannya, aku cuma mau bilang, selamat. Selamat karena kamu udah melewati satu fase menuju fase bahagia setelah putus. Menurutku, setelah putus itu buat cewek pasti nangis meraung-raung, sedih, galau ngurung di kamar, atau gak mau makan. Tapi, setelah kamu ngelewatin fase itu, fase selanjutnya ya mulai belajar ikhlas. Mulai belajar menerima kenyataan tapi masih menutup diri. It means kamu belum mau membuka hati. Kamu memilih buat menikmati hari-hari sendiri dan bahagia sama apa yang kamu jalanin saat itu sampai akhirnya kamu nemuin orang yang tepat untuk melengkapi kebahagianmu.

    Keep moving on, Fat :)

    ReplyDelete
  17. Ifat lanjutkan ceritamu yang ada aku hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment